Bagi sebagian orang tua, kucing tak ubahnya monster yang harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Mereka khawatir, kucing akan menyebar penyakit, atau bahkan menyerang si buah hati.
"Untuk anak-anak, memelihara kucing itu membantu rasa disiplin, menumbuhkan empati," kata Angela Maharani, dokter hewan, saat ditemui CNNIndonesia.com di acara kampanye Jadikan Kucing sebagai Sahabat Keluarga bagian dari perayaan World Cat Day di Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (8/8).
"Dan anak kecil yang tumbuh dikelilingi hewan yang terawat dengan baik biasanya punya daya tahan tubuh lebih baik dibandingkan anak yang tumbuh tanpa ada hewan," lanjut Angela.
Angela mengatakan, keberadaan bakteri di lingkungan sekitar, termasuk dari kucing, justru menjadi 'umpan' bagi sistem imun si anak. Sel darah putih dan antibodi di dalam tubuhnya akan terbiasa memerangi bakteri.
Di sisi lain, meski terkesan kotor, sebenarnya kucing adalah hewan yang bersih dan menyukai kebersihan. Kucing secara alami memiliki pembersih debu dan kuman di lidah dan liur yang ia gunakan saat membersihkan tubuh.
"Selain fisik, memelihara kucing bagi anak juga melatih ia untuk disiplin dan menumbuhkan empati karena harus merawat makhluk hidup, jadi mereka sedari dini sudah dilatih untuk berbagi dengan makhluk hidup," lanjut Angela.
Selain bermanfaat bagi anak, baik secara fisik dan karakter, memelihara kucing pun dianggap membawa manfaat bagi orang dewasa secara mental. Salah satu yang paling dapat dirasakan adalah perasaan bahagia dan tenang ketika bermain dengan kucing.
Namun ternyata dampak ini dapat dijelaskan secara ilmiah. Angela mengatakan, ketika manusia bermain dengan kucing dan sang hewan mengeluarkan suara dengkuran, maka dengkuran itulah yang bermanfaat bagi kucing dan manusia.
Denyut jantung dan tekanan darah orang yang memelihara kucing dan anjing lebih baik dibandingkan bukan pemelihara. Denyut jantung mereka berada di bawah ambang stres.Psychosom Med, 2002
Dengkuran kucing diketahui memiliki frekuensi 20 hingga 150 Hz, yang kemudian mendorong tubuh kucing mengeluarkan hormon endorfin pemicu rasa bahagia. Namun frekuensi itu pula, yang ditangkap oleh manusia dan diterjemahkan sebagai 'terapi' dan memunculkan rasa tenang serta santai.
"Sebenarnya kucing mendengkur itu berarti ia tengah bahagia dan dampak ini juga yang dirasa manusia. Ini seperti orang dewasa main dengan anak kecil dan kemudian ditanggapi kembali," kata Angela.
"Manfaat memelihara kucing memang tidak terlihat namun dapat dirasakan, ya seperti kebahagiaan, jadi lebih santai dan tenang begitu lelah pulang kerja dan bermain dengan kucing. Ini membantu menenangkan manusia," katanya.
Dari sudut pandang ilmiah, sudah banyak penelitian yang membuktikan manfaat dari memelihara kucing, terlepas isu penyakit yang mengikuti hewan berkaki empat tersebut.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Psychosom Med, pada 2002, menemukan fakta bahwa denyut jantung dan tekanan darah orang yang memelihara kucing dan anjing lebih baik dibandingkan mereka yang tidak memelihara. Denyut jantung mereka berada di bawah ambang stres.
Temuan ini mengindikasikan bahwa orang yang memelihara hewan seperti kucing lebih mungkin terhindar dari penyakit jantung dan kardiovaskular lainnya. (
CNN)
0 Comments